Kasus Tentang Kakak Beradik yang Menjadi Sangat Terobsesi Denganku Setelah Aku Menyelamatkan Mereka - Chapter 24

ReanS

Chapter 24 – Dua

 

“Hayato-kun~”

Saat itu di malam hari, Aina ada di tempat tidur, tersenyum bahagia padaku.

Setelah kejadian itu, aku menjangkaunya, mencari kehangatan, ingin dia membungkusku di dalamnya, dan tidak pernah melepaskanku.

Itu intens, sangat intens

“…Aina-san?”

“Ahaha, maaf, maaf

Ketika aku memberinya tatapan gelisah, menjulurkan lidahnya, dia meminta maaf padaku.

Jika aku tak salah, itu tidak berkembang menjadi hal semacam itu, kupikir itu karena, ketika kami berada di batas rasionalitas kami, kami masih berhasil menahan diri dengan hanya saling berpelukan.

Aku tak tau apakah aku bisa membenarkan ini untuk diriku sendiri, tapi kupikir aku melakukan pekerjaan yang baik untuk mempertahankan posisiku.

Namun, insiden itu membuatku menyadari lagi kalau aku tidak akan pernah bisa melepaskan kehangatan mereka. (EDN ENG: “Insiden” yang dia maksud disini sekarang mengarah pada kejadian yang dia alami dengan Aina dan bukan insiden pertama)

Biasanya, dia akan pergi setelah membuatkanku makan malam, tapi aku ingin dia tinggal bersamaku karena aku tidak ingin dia meninggalkanku.

“Aku sangat senang dengan apa yang kamu katakan. Kamu mengatakan padaku kalau kamu tidak ingin aku pergi, itu adalah hal termanis yang pernah kudengar, kamu tau?~”

“…Aku minta maaf tentang hal yang tiba-tiba ini

“Jangan menyesal. Karena aku juga mengharapkannya… dan kamu sudah menyadarinya, kan?”

“Ya… tapi tetap saja, kenapa kamu punya perasaan padaku?”

Meskipun aku agak berpikir bahwa baik Aina dan Arisa memiliki perasaan untukku, aku tidak berharap untuk mendengar bahwa Sakuna-san juga memiliki perasaan untukku.

Tapi ketika aku memikirkannya dengan tenang, mengingat emosi yang bercampur di matanya, aku langsung mengerti. (EDN ENG: H**L YEAH SAKUNA!!) (TN: Yah dia mulai lagi)

Aku penasaran–

Aku baru saja akan mengatakan, “Aku ingin tau apa yang harus kulakukan, ketika interkom tiba-tiba berdering.

Saat itu malam hari, meskipun sudah beberapa waktu sejak aku makan malam.

Aku bertanya-tanya siapa itu, tapi jawabannya datang dari Aina.

“Aku menelepon kakakku. Ibu sedang bekerja jadi dia tidak bisa kembali hari ini”

“Begitukah”

Huh, apakah Arisa datang sendirian dalam kegelapan ini?

Dalam sekejap, ketidaksabaran muncul di wajahku.

Aina terkekeh padaku karena terlalu khawatir, aku kemudian langsung menuju pintu depan bersamanya.

“Selamat malam, Hayato-kun… dan Aina, kenapa kamu…?”

“Ehehe, itu bukti kebahagiaanku~

Arisa melihat dariku ke Aina, lalu wajahnya menjadi tercengang.

Alasan keterkejutannya hanyalah karena apa yang dikenakan Aina.

Karena diputuskan tiba-tiba kalau dia akan menginap, dia tidak memiliki pakaian ganti, dan yang dia kenakan sekarang adalah jersey seragam olahraga yang kukenakan di sekolah.

“Aku membawakanmu baju ganti, tapi dari penampilanmu, kamu tidak membutuhkannya lagi, kan?”

Ya!

“…Haah”

Aku tertawa kecil mendengar desahan Arisa.

Di luar dingin, jadi aku mengundang Arisa masuk dan langsung pergi ke kamarku.

Memikirkan kembali, ini sebenarnya pertama kalinya kami bertiga bersama di kamarku seperti ini.

Aku kemudian menyiapkan teh panas dan kami duduk mengelilingi meja.

“…Kamar Hayato-kun, jantungku berdebar kencang”

“Aku tau? Itu membuatku sangat bahagia~”

“Ahaha…”

-Jika itu membuatmu sebahagia itu, kau selalu bisa datang ke sini

Aku akan mengatakan itu, tapi ketika aku melihat mereka lagi, kedua gadis ini menatapku dengan mata indah mereka yang berbeda.

Mereka kemungkinan besar menungguku untuk mengatakan sesuatu.

Selain Aina, kuyakin Arisa tau persis apa yang akan kami bicarakan.

“Bagaimana perasaan kalian berdua tentang… aku?”

Ini adalah kata-kata konfirmasi terakhir, semacam cara yang dipaksakan sendiri, bagiku, untuk melarikan diri.

Aku mencintaimu. Aku ingin mendukungmu sebagai seorang wanita”

“Aku mencintaimu… Aku sangat mencintaimu hingga aku ingin memiliki bayimu, Hayato-kun”

Aku merasa semua kekhawatiranku hilang ketika aku mendengar mereka mengatakan kalau mereka mencintaiku… dan pernyataan berikutnya dari Aina kalau dia ingin memiliki bayi denganku.

Mungkin dia mengatakannya untuk meredakan kegelisahanku, tapi mau tak mau aku merasa kalau dia serius tentang hal itu.

Yah, ini mengkonfirmasi kecurigaanku.

Begitu”

Aku sangat senang mendengar mereka berdua mengatakan kalau mereka menyukaiku.

Tapi… masih ada suara yang berbisik kepadaku kalau aku seharusnya tidak menganggapnya serius… dan itu terus memberitahuku bahwa karena insiden itulah mereka

Aku”

Saat itulah aku bertanya-tanya bagaimana merespons dengan tepat,

Nee, Hayato-kun, maukah kamu mendengarkan apa yang harus kami katakan dulu?”

Ya. Itulah alasan mengapa aku memanggil kakakku ke sini”

Tentang apa ini…?

Mereka mengangguk dan mulai berbicara dari pertemuan pertama itu hingga saat ini

“Fakta pertama dan terpenting adalah aku mencintaimu, Hayato-kun. Aku sangat mencintaimu sehingga aku telah mengidentifikasi mendukungmu sebagai tujuan hidupku, sampai-sampai aku tidak bisa menahannya. Aku bahkan mungkin mati diam-diam jika kamu memberitahuku kalau kamu tidak membutuhkanku lagi, itulah betapa aku mencintaimu”

“Aku ingin mengatakannya lagi, aku mencintaimu, Hayato-kun. Aku ingin mencurahkan seluruh diriku untukmu, aku ingin memiliki anak-anakmu dan memiliki keluarga yang bahagia, aku hanya ingin dicintai olehmu… dan aku mencintaimu, sangat mencintaimu hingga aku tidak bisa berhenti memikirkanmu…”

Itu… intensitas cinta yang mereka bawa begitu besar hingga otakku tak mampu memprosesnya.

Mereka terkekeh melihat tatapan kosongku dan kemudian pindah ke sampingku.

Arisa menggenggam tanganku.

“Waktu itu, ketika kami telah menyerahkan segalanya, kamu muncul di depan kami. Dan mungkin kamu berpikir bahwa, insiden itulah yang mengikat kami denganmu, bukan?”

“……”

Dia tepat sasaran.

Jadi itu benar”, gumam Arisa dan melanjutkan ceritanya.

“Jika aku jujur, itu pasti benar. Aku, Aina, dan bahkan ibu tidak bisa melupakan kejadian itu dari pikiran kami. Kamu menyelamatkan kami, dan kami jatuh cinta padamu, cinta yang melampaui batas dan tidak pernah berhenti”

Aina mengikuti kata-kata Arisa.

“Sejak saat itu, kami jatuh cinta pada Hayato-kun, dan kami sangat menginginkan Hayato-kun sehingga kami tidak bisa menahannya. Aku ingin Hayato-kun memelukku, aku ingin Hayato-kun mencintaiku, aku ingin Hayato-kun menghamiliku, itu sangat sulit, tau?”

“Yah, itu…”

Ingin punya bayi… aku tak tau harus berkata apa lagi tentang itu.

Ditatap oleh mata biru Arisa dan mata merah Aina, aku tak bisa menggerakkan mulutku dengan benar.

Aina kemudian meletakkan jarinya di pipiku dan berbisik di telingaku untuk menenangkanku.

Pada saat yang sama, napasnya mengenai telingaku dan rasa geli yang aneh menjalari tulang punggungku.

“Ketika kamu datang ke rumah kami, Hayato-kun, kamu memberitahu kami tentang keluargamu, bukan? Kamu adalah penyelamat yang menyelamatkan kami, dan kami mengetahui kalau kamu sebenarnya membawa kesedihan yang dalam di hatimu. Itulah mengapa kami ingin mengisi kesedihan itu untukmu dan menenggelamkanmu dalam cinta yang kami miliki untukmu”

“Kami yakin jika kami melakukan itu, Hayato-kun tidak akan pernah meninggalkan kami, dan lebih memilih mencari kami dengan sepenuh hati. Itu yang kami pikirkan. Dan aku cukup yakin Hayato-kun juga tidak ingin meninggalkan kami lagi, kan?”

Aku mengangguk setuju.

Persis seperti yang mereka berdua katakan.

Kami menjadi sangat dekat setelah pertemuan itu sehingga aku tidak ingin mengabaikan perasaan yang dimiliki para gadis ini untukku lagi.

Aku tidak ingin sendirian lagi…

Aku ingin berendam dalam kebaikan dan kehangatan yang mereka tujukan padaku.

Aku tidak ingin sendirian lagi

Ya, aku mengerti

Un, aku tau

Mereka berdua memelukku, menahanku dalam tangan mereka.

Itu hangat… begitu hangat hingga aku ingin membenamkan diri sepenuhnya ke dalamnya.

Rasanya seperti rawa atas nama cinta yang bahkan aku berpikir kalau aku tidak akan keberatan ditelan, bukan hanya kakiku, tapi pinggangku, leherku, seluruh tubuhku…

Mereka datang ke wajahku dan masing-masing mencium kedua pipiku.

Aku tidak terkejut, aku merasa panas di seluruh wajahku, kalau otakku akan mendidih dengan pemahaman tentang apa yang baru saja dilakukan padaku.

“Begitulah cara kami mencoba menahanmu seperti itu. Kami mencoba mengikatmu dengan rantai cinta hingga kamu tidak akan pernah bisa meninggalkan kami” (TN: Kurasa didunia nyata gak bakal ada yang kaya gini. Ugh lihatlah kenyataan bro)

“Kalau gitu kita akan bersama selamanya. Kami akan terpenuhi, dan keinginan Hayato-kun, akan terpenuhi, dan dengan begitu semua orang akan bahagia selamanya…”

…Ah… jadi begitu.

Kata-kata yang mereka katakan padaku seharusnya sedikit menakutkan.

Tapi aku senang mendengar kalau mereka memiliki perasaan yang begitu kuat padaku.

Karena aku merasa bukan hanya Arisa dan Aina tapi juga Sakuna-san tidak akan pernah meninggalkanku sendirian.

“Tapi kamu tau apa? Bahkan jika ada sedikit kegelapan di hati kami. Kami masih bisa menyebutnya cinta, karena kami tau cinta kami seberat itu”

Ya, kupikir semuanya akan baik-baik saja, selama semua orang senang…”

Pada saat itu, Aina bergumam pada Arisa.

Aku teringat. Kami dipanggil oleh dua teman Hayato-kun”

Huh?

Mengapa kau menyebutkan mereka di sana?

Aku terkejut, tapi keduanya memberitahuku.

Aku bertanya-tanya apa niat mereka berdua memanggil Arisa dan Aina.

Tapi begitu mereka memberitahuku, aku menjadi sadar betapa teman-temanku memikirkanku.



Komentar