Kasus Tentang Kakak Beradik yang Menjadi Sangat Terobsesi Denganku Setelah Aku Menyelamatkan Mereka - Chapter 13

ReanS


 

Chapter 13 – Dia Memakainya Lagi, Tapi Itu Sudah Terlambat, Jadi Mereka Tertawa

 

“…Dan sepertinya aku akhirnya tiba”

Itu adalah hari sabtu akhir pekan, aku saat ini di depan sebuah rumah di pagi hari.

Rumah berlantai dua dengan gerbang yang megah…

Tahukah kau rumah siapa ini?

Seperti yang kau duga, aku di depan rumah Shinjo.

Karena, sejak aku mengenal gadis-gadis ini, mereka terus mengundangku berulang kali untuk bertemu ibu mereka dan berterima kasih padaku untuk waktu itu.

“Mungkin aku sedikit lebih awal…”

Sebenarnya tidak perlu berterima kasih padaku atas apa yang kulakukan, tapi itu pasti menyakitkanku melihat wajah kecewa mereka ketika aku berulang kali menolaknya.

Setelah kehabisan kesabaran, aku memutuskan, atau lebih tepatnya setuju untuk datang ke rumah mereka sekali saja.

Tentu saja, aku tau di mana rumahnya.

Karena itu di lingkunganku, aku tidak kesulitan menemukan jalan di sekitarku.

Aku berdiri di depan pintu depan dan meraih interkom.

“…Tenang, jangan terlalu gugup. Tidak ada yang perlu ditakuti”

Jari-jariku gemetar seolah mengungkapkan kegugupanku.

Anak laki-laki SMA mana pun akan gugup tentang prospek mengunjungi keluarga wanita cantik, apalagi dua kakak beradik yang cantik.

Aku kemudian menekan interkom karena aku telah mengambil keputusan.

Kemudian, setelah jeda sebentar, pintu terbuka.

“Selamat datang, Hayato-kun!”

Itu Aina yang keluar.

Dia berpakaian hangat sepertiku, mungkin karena saat ini bulan november dan cuaca mulai agak dingin.

Dia mengenakan sweter lengan panjang berwarna putih, tapi… aku tau itu terlalu besar dibandingkan dengan sosoknya.

“Hm? Apa ada yang salah?

Ketika Aina memiringkan kepalanya, pantatnya bergetar dengan irama yang sama.

Aku berhasil menyingkirkan pikiran jahatku yang mengatakan, “Mereka memang cukup

besar!”

Tidak ada apa-apa. Selamat pagi, Aina”

“Selamat pagi, Hayato-kun. Terima kasih telah datang hari ini. Silahkan masuk!”

Permisi

Dia memegang kedua tanganku dan menarikku langsung ke dalam rumah.

Aku memiliki ingatan yang tidak menyenangkan tentang tempat ini.

Karena kejadian itu, aku tau struktur rumah sampai batas tertentu, jika hanya lantai satu.

“Entah bagaimana Aina, sepertinya kamu bersenang-senang?”

Itu benar. Karena Hayato-kun, kamu akhirnya datang, tau? Baik aku, kakak dan ibuku telah menunggumu untuk waktu yang lama sekarang”

“Kupikir itu terlalu bersemangat”

Tapi mungkin itu hanya menunjukkan betapa mereka merasa berhutang budi padaku karena telah membantu mereka saat itu.

Sejujurnya, aku tidak benar-benar membutuhkan hal seperti itu, dan itu adalah pilihanku untuk tidak menerima ucapan terima kasih, tapi apakah itu berarti aku mengabaikan kebaikan mereka?

Aku tidak punya pengalaman di bidang ini, jadi aku tak tau bagaimana rasanya. (TN: Yah MC kita ini tak punya keluarga)

Aina menggandeng tanganku dan membawaku ke ruang tamu, di mana dua wanita menyambutku.

“Kakak, Ibu, Hayato-kun ada di sini!” (Aina)

“…Jika itu benar-benar dia, aku akan berada di sana untuk menyambutnya sendiri… Selamat datang, Hayato-kun” (Arisa)

Terima kasih. Apa aku mengganggu sesuatu, Arisa…?” (Hayato)

Salah satunya, tentu saja, Arisa.

Dia mengenakan gaun one-piece, meskipun itu masih kain yang hangat seperti milik Aina.

Jika ada, aku merasa ada perbedaan besar antara keduanya di sini.

Seolah mencoba bersaing dengan Aina, Arisa datang ke sampingku, tapi tiba-tiba aku merasakan tatapan tertentu yang lebih intens dari keduanya, aku kemudian mengalihkan perhatianku ke orang itu.

Dia adalah seorang wanita, wanita cantik yang menakutkan, seperti Arisa dan Aina, mengenakan sweter seperti milik Aina, dia menatap lurus ke arahku.

Aku hampir bisa melihat garis sosoknya yang melampaui keduanya karena aku bisa melihat ketidakrataan tubuhnya dengan sangat baik.

Dia juga memiliki rambut hitam yang indah yang memanjang ke bawah, memberinya kesan Yamato Nadeshiko (kecantikan Jepang yang ideal). (EDN ENG: Yoshaaa!!!!!!!! Rambut panjang nanoda!)

Dia pasti ibu dari dua gadis ini, Shinjo Sakuna.

Àku mungkin telah menyebutkan ini sebelumnya, tapi aku tak pernah benar-benar berbicara dengannya sekali pun.

Aku hanya melihatnya dari kejauhan, tapi melihatnya lagi seperti ini… dia pasti ibu dari keduanya.

Dia benar-benar wanita dewasa yang cantik, aku bisa meyakinkanmu tentang itu.

“…Jadi itu, kamu”

Dia berjalan ke arahku, terlihat sangat terkesan.

Kemudian dia menundukkan kepalanya dengan sikap yang indah.

“Terima kasih banyak atas apa yang kamu lakukan untuk kami saat itu. Aku tidak tau apa yang akan terjadi padaku dan putriku jika kamu tidak menyelamatkan kami saat itu. Itu bisa lebih buruk daripada dirusak”

Sebagai seorang wanita, ternodanya tubuh sama artinya dengan direnggutnya harga diri.

Itu tak bisa dimaafkan, tapi sebenarnya bisa lebih buruk, mereka mungkin terbunuh.

Oh yah, kukira aku menyelamatkan hidup mereka… yah, itu tidak berarti aku menganggap diriku seorang pahlawan.

Arisa dan Aina berdiri di samping ibu mereka sambil terus menundukkan kepalanya.

Dan mereka menundukkan kepala mereka dengan cara yang sama.

“Terima kasih banyak, Hayato-kun”

“Aku berhutang semuanya padamu. Terima kasih

“…Etto

Perasaan tak nyaman dihormati oleh tiga wanita itu meresahkan.

Aku panik, tapi aku membuka mulut untuk meminta mereka mengangkat kepala.

“Itu… aku baru saja melakukan apa yang seharusnya dilakukan manusia. Jadi tolong jangan membungkuk di depanku, aku hanya senang dengan kenyataan bahwa kalian semua aman. Bukankah itu cukup bagus?”

“…Tapi”

Arisa dan Aina tersenyum dengan sadar saat aku mengucapkan kata-kata itu, tapi ekspresi mereka juga memberitahuku bahwa ibu mereka, Sakuna-san, tidak akan setuju dengan itu.

Jadi, aku tau ini mungkin tampak sedikit kasar, tapi aku meletakkan tanganku di bahu Sakuna-san dan memaksanya untuk melihat ke arahku.

“Aku baru saja menerima ucapan terima kasihmu. Kalian semua aman, dan kalian tidak menderita luka emosional dari insiden yang tidak akan pernah sembuh… kan? Fakta bahwa Arisa, Aina, dan kamu bisa hidup bahagia adalah pembayaran terbaik yang bisa aku dapatkan darimu”

…Ah

Sakuna-san memutar matanya mendengar kata-kataku.

“Tidak ada hal buruk yang terjadi dan kalian semua aman, jadi tolong, jangan sujud lagi. Aku lebih suka kalian tersenyum daripada membungkuk”.

Aku mengeluarkan senyum terbesar yang bisa kukerahkan untuk menyampaikan perasaanku bahwa tak ada yang perlu dikhawatirkan.

“Jadi tolong tetap tersenyum, itu saja yang kuminta. Tentu saja, begitu juga Arisa dan Aina, oke? Maksudku, aku tidak pandai dalam situasi seperti ini, aku tidak tahan… Jadi aku akan memakai topeng labu lagi”

Bukan sifatku untuk mengatakan kalimat lancang seperti itu.

Aku melakukan sesuatu yang biasanya tidak kulakukan, jadi aku merasa malu.

Melihatku menggaruk pipiku, Arisa dan Aina terkikik, dan Sakuna-san melangkah maju dan meraih tanganku.

“Aku mengerti… tapi izinkan aku berterima kasih sekali lagi. Terima kasih atas kebaikanmu”

Sakuna-san memegang tanganku sebentar seolah-olah dia sedang memegang harta karun.

Meskipun rasanya menyenangkan untuk ditatap oleh wanita yang sangat cantik yang terlihat seperti Arisa dan Aina, masih ada satu hal penting yang harus dilakukan.

“Sekali lagi, aku Domoto Hayato. Senang bertemu denganmu

“Namaku Shinjo Sakuna. Jika kamu terbiasa memanggil putriku dengan nama depan mereka, silakan panggil aku dengan namaku juga”

“…Lalu …Sakuna-san, apa tak apa?”

Un… ya!”

Jangan menganggukkan kepalamu dengan senyum manis yang tak terlukiskan itu, meskipun wanita ini… sudah dewasa. (TN: Uuuuuuuoooooooohhhhhhh Milf bergerak)

Bagaimanapun, aku akan mengatakan bahwa kesan pertama berjalan dengan baik.

Sakuna-san meninggalkanku untuk mengambil sesuatu untuk diminum, tapi Arisa dan Aina menarik tanganku seolah ingin memanfaatkan momen itu.

“Hei, Hayato-kun, kita tidak perlu berdiri sepanjang waktu, ayo duduk”

“Benar sekali. Ehehe, aku masih tak percaya di mataku bahwa Hayato-kun ada di rumah kita”

Dia menggandeng tanganku dan mendudukkanku di sofa yang terlihat mahal.

Aku melihat sekeliling interior sedikit lagi dan itu benar-benar rumah yang megah.

Tampaknya terlalu besar untuk ditinggali tiga wanita, tapi… itu benar, ayah mereka dulu ada di sini, kalau dipikir-pikir.

“Terima kasih sudah menunggu. Apakah teh hitam baik-baik saja untukmu, Hayato-kun?”

“Aku baik-baik saja. Aku akan mengambilnya

Aku mengambil secangkir teh yang dibawa kepadaku dan meminumnya dengan santai.

Aku tidak sering minum teh hitam, tapi rasanya sangat enak.

Itu menghangatkanku sampai ke inti dan membuatku merasa nyaman.

Kami punya beberapa makanan ringan untukmu

Terima kasih

Meskipun mereka sangat ramah, bertentangan dengan apa yang mungkin mereka ingin aku rasakan, aku sebenarnya merasa semakin menyesal…

Maksudku, ada sesuatu yang menggangguku sejak beberapa waktu lalu.

Ada sensasi di kedua sisiku yang telah memonopoli kesadaranku untuk waktu yang lama sekarang, pada tingkat di mana aku tidak bisa mengatakan kalau itu tidak menggangguku, dan kau tau apa itu. (TN: Yang jelas dua buah gunung everest di kedua sisinya)

“…Arisa dan Aina? Kalian terlalu dekat”

Ya?

Ah, benarkah?

Keduanya memiringkan kepala dengan heran.

Arisa hanya menyentuh, tapi payudara Aina yang besar begitu menekanku sehingga mengubah bentuk dadanya.

Sial! Cukup berat bagiku, yang tidak punya pacar dan juga masih perjaka

Tidak, tapi, aku harus menanggungnya dengan hati baja.

Aku bisa melakukan itu!

Kalian berdua tidak terlalu merepotkan Hayato-kun

“Apakah Hayato-kun dalam masalah~?”

Etto”

Hei jangan katakan seperti itu!

Jika aku memberi tau mereka kalau aku dalam masalah di sini, itu sudah cukup untuk membuat mereka menjauh dariku.

Tapi tapi…

“Jika aku mengganggumu, aku minta maaf”, mengatakan bahwa Aina memisahkan tubuhnya dariku.

Cuma bercanda. Dan seperti yang kukatakan sebelumnya, aku tidak ingin mengganggumu. Sekarang Nee-san juga, beri dia ruang”

“…Meskipun aku tidak mau, tapi baiklah”

Mereka berdua memberiku dua kepalan ruang.

Aku menghela nafas lega, dan Sakuna-san tersenyum padaku.

Senyumnya tidak membuatku malu… tapi membuatku sedikit bernostalgia, seperti inilah seorang ibu.

“Kamu anak yang manis. Aku bisa melihat mengapa keduanya begitu terikat padamu. Dan… kebaikan itu, meskipun dia masih muda, aku bertanya-tanya kapan terakhir kali aku melihat orang seperti itu… Fufu

 

Prev || ToC || Next

Komentar