The Girl of My First Love, Whom I Met Again After Seven Years - Chapter 36

ReanS


 

Chapter 36 – Makan Bersama

 

Perjalanan memakan waktu lebih lama dari yang diharapkan karena aku ditangkap oleh Takuma.

Saat aku kembali ke bangku, Aizawa-san sudah duduk dan menungguku.

Berat rasanya tak bisa berlari di saat seperti ini…

Maaf, aku tak bermaksud membuatmu menunggu(Hiroto)

Tak masalah. Tapi kamu terlambat…” (Haruka)

“Ketika aku tiba di kios, teman klubku ada di sana membuat makanan” (Hiroto)

Huh? Bagaimana bisa? (Haruka)

“Dia bilang dia akan membuka kios takoyaki di festival sekolah… jadi dia magang di kios itu. Dia adalah temanku sejak SMP, tapi dia pria yang aneh” (Hiroto)

“Aku mengerti. Dia sepertinya orang yang menarik…” (Haruka)

“Dia agak berisik, itu saja. Ini, mari kita makan selagi masih hangat” (Hiroto)

Aku duduk di sebelah Aizawa, mengeluarkan wadah dari tas dan membuka tutupnya.

Apa Takuma benar-benar membuat ini?

Ini terlihat sangat bagus.

“Ada 8 buah di dalam tas, jadi kita dapat masing-masing 4 buah. Apa ini cukup untuk camilan?” (Hiroto)

“Ya, kurasa begitu. Mungkin terlalu banyak” (Haruka)

“Ini, Aizawa-san. Kamu coba dulu” (Hiroto)

Agar lebih mudah mendapatkannya, aku mengulurkan wadah itu ke arahnya.

Aizawa-san mengambil tusuk gigi dan hendak memakannya dengan ekspresi gembira di wajahnya.

Huh? Itu tidak bisa…” (Haruka)

“Kamu tau ada empat tusuk gigi di dalam wadah, kan? Lebih mudah untuk makan jika kamu menggunakan dua dari mereka untuk memegang takoyaki. Sini, biar kutunjukkan padamu” (Hiroto)

Karena Aizawa-san hanya menggunakan satu tusuk gigi, takoyakinya terus berputar dan tidak bisa dipegang dengan baik.

Aku menggunakan dua tusuk gigi untuk mengambil takoyaki dan meletakkannya di depan Aizawa-san.

“Ini dia!” (Hiroto)

Nom

“Ooh! Lezat! (Haruka)

“…”

Kau baru saja memakannya… aku hanya mencoba memberikannya padamu…

Aku mencoba memberikan tusuk gigi pada Aizawa-san.

Kenapa dia langsung memakannya…?

“Hm? Yoshizumi-kun, apa ada yang salah?” (Haruka)

“Yah… aku hanya mencoba memberimu tusuk gigi…” (Hiroto)

Ah! Aku minta maaf! (Haruka)

Wajahnya memerah dan dia mulai meraba-raba… bahkan saat panik, dia imut.

Iniapakah ini disengaja?

“Aku benar-benar minta maaf… seperti ini saat aku makan bersama Aya-chan di stasiun…” (Haruka)

Aku hanya sedikit terkejut. Tidak apa-apa, jadi ayo makan” (Hiroto)

Ya! Yoshizumi-kun, aku membawakanmu minuman” (Haruka)

Insiden itu mengejutkan, tapi kami dengan aman selesai makan takoyaki segera setelah itu.

“Itu benar-benar enak!” (Haruka)

Ya tentu. Aku mengerti mengapa orang datang jauh-jauh ke sini untuk membelinya. Tapi ini dibuat oleh anggota klub” (Hiroto)

“Apa akan terasa lebih enak jika pemilik warung memanggangnya?” (Haruka)

Aku yakin akan… aku ingin mencobanya lain kali. Teman sekelasku membuat ini secara gratis, jadi itu hanya latihan” (Hiroto)

“Begitu. Aku akan datang ke sini dengan teman-temanku lain kali” (Haruka)

Saat kami menyesap minuman kami dan berbicara tentang pikiran kami tentang makanan, Aizawa-san dengan santai menoleh ke arahku.

“Eh?” (Hiroto)

“Yoshizumi-kun, ada apa?” (Haruka)

“Tunggu sebentar… ah, aku mendapatkannya” (Hiroto)

Ada sepotong nori di sisi bibir Aizawa-san, jadi aku mengulurkan tangan dan melepasnya. (TN ENG: Nori pada dasarnya adalah rumput laut yang digunakan dalam masakan Jepang)

“…” (Haruka)

Apa yang salah? (Hiroto)

Wajah Aizawa-san memerah lagi dan dia membeku.

Kurasa dia malu dengan norinya.

Aku ingin tau apakah takoyaki adalah makanan yang buruk untuk anak perempuan.

Apa yang terjadi…? Apa kamu baik-baik saja? (Hiroto)

Jika kamu memberitahukuaku bisa mengambilnya sendiri…” (Haruka)

Huh? Apa aku telah melakukan sesuatu?

Oh! Ini… ini tak bagus…

“Aku minta maaf! Itu adalah kebiasaan lama…” (Hiroto)

“Yoshizumi-kun… kamu selalu melakukan hal-hal seperti ini…” (Haruka)

Wajah Aizawa-san masih merah padam.

“Haruka-chan! Itu ada di mulutmu!” (Hiroto)

“Ap- di mana? (Haruka)

“Tunggu… lihat! Aku mendapatkannya! (Hiroto)

Terima kasih! (Haruka)

Aku hanyamelakukan hal yang sama.

Aku tak punya pilihan selain meminta maaf padanya.

“Aku tidak melakukan ini sepanjang waktu! Aku belum melakukan ini sejak SD! Aku minta maaf! (Hiroto)

Tidak apa-apa nee… bisakah kita bermain menangkap lagi? (Haruka)

Setelah itu, aku dan Aizawa-san melanjutkan permainan tangkap bola.

Aku senang dia menikmatinya, terlepas dari semua yang terjadi hari ini.

Hari semakin larut, dan kami memutuskan untuk pulang, jadi kami berjalan bersama menuju Stasiun Saijo.

Aku tak tau apakah Takuma masih memanggang takoyaki.

“Sudah hampir waktunya untuk festival sekolah. Apa sekolahmu sibuk dengan persiapan?” (Hiroto)

“Mungkin… kelasku terbagi antara grup persiapan dan hari-grup… jadi aku mungkin sibuk pada hari festival” (Haruka) (TN ENG: Hari-grup berarti grup siswa yang bertanggung jawab untuk menyiapkan atraksi pada hari festival)

“Begitu… kami memiliki gerai pisang cokelat. Apa yang dilakukan kelas Aizawa-san?” (Hiroto)

“Kami hanya kedai kopi biasa. Ada seorang siswa yang orang tuanya memiliki kedai kopi, dan mereka meminjamkan banyak hal kepada kami” (Haruka)

“Ada juga kedai kopi di festival sekolah kami. Festival kami dijadwalkan pada hari Sabtu, jadi aku akan pergi jika aku punya waktu” (Hiroto)

Apa! Sabtu…” (Haruka)

“Apa hari Sabtu bukan hari yang bagus untukmu…?” (Hiroto)

“Tidak… aku yang bertanggung jawab atas kedai kopi pada hari Sabtu, jadi kupikir akan memalukan jika ada yang melihatku… Aku sebenarnya akan merahasiakannya…” (Haruka)

“Kamu tidak ingin memberitahuku? Apa kamu akan memakai pakaian yang memalukan?” (Hiroto)

“Ini hanya pakaian pegawai biasa… tapi aku masih akan malu ketika orang melihatku!” (Haruka)

Oh aku mengerti(Hiroto)

Kau tak perlu tersipu dan mengatakannya dengan putus asa… aku tau kamu malu.

Aku tidak berpikir kau perlu khawatir tentang itu jika kau mengenakan pakaian normal tapi kuyakin Aizawa-san punya alasannya.

Setelah beberapa saat, kami tiba di Stasiun Saijo dan Aizawa-san dan aku kembali ke rumah.

Aku menantikan festival sekolah di Toko High.

Aku juga harus mempersiapkan festival di Seijo, tapi kupikir aku akan baik-baik saja.

Aku tak terlalu khawatir tentang itu, tapi sekarang kami hanya perlu melihat apakah para gadis telah melakukan persiapan dengan benar.

 

Prev || ToC || Next

Komentar