Oya ga Saikon. Koibito ga Ore wo「Onii-chan」to Yobu Youni Natta - Vol.1 || Chapter 1 - Part 10

ReanS


Chapter 1 Part

 

“Ah, ups… maaf”

Tiba-tiba, aku mendengar suara Nenehana dibelakangku.

“Huh? Eh? Nenehana, apa kamu dibelakangku sekarang!?”

“Un… kupikir kalau punggungmu terlihat sangat menarik, dan aku tidak bisa menahan untuk menyentuhnya”

“Ah, be-begitukah? Aku belum melakukan sesuatu yang khusus…”

Aku jadi tersipu mendapatkan pujian secara tiba-tiba.

Terlepas dari semua itu, Nenehana terus menyentuh dan menepak punggungku.

“Bukankah kamu memberitahuku setelah kamu masuk SMA, kamu punya kerja sambilan yang membuatmu bekerja keras. Mungkin itulah bagaimana kamu berolahraga?”

“Ah begitu… aku saat itu membantu took tetanggaku. Orang tua itu membuatku mengangkat semua kotak minuman keras. Mereka cukup berat, jadi mungkin itu berkontribusi dalam Latihan ototku?”

“Um… kamu terlihat sangat kuat dan keren”

Aku merasakan sesuatu yang hangat menyentuh punggungku.

Itu adalah Nenehana.

Nenehana menempel pada punggungku.

Aku menjadi sangat gugup hingga aku tak dapat bicara.

Aku secara tidak sadar menahan napasku.

Aku merasakan kelembutan dan kehalusan kulit Nenehana diseluruh punggungku.

Itu benar-benar sangat berbeda dengan milikku, lembut dan licin.

“Dipikiran orang tua kita, kita hanyalah saudara tiri, tapi aku adalah pacarnya Daiki, oke? Jadi, suatu hari nanti kita akan memberitahu mereka tentang kita… dengan benar”

Nenehana mengatakan itu sambil memelukku dari belakang.

“Aku mencintaimu, Daiki”

Kata-kata cinta yang diucapkan Nenahana yang benar-benar telanjang… itu mengganggu shower yang kupegang menghadap keatas.

“… Ugh”

Aku mengerang tanpa sadar dan membungkuk kedepan.

“Nn? Ada apa, Daiki? Apa kamu baik-baik saja?”

Merasakan kondisiku yang tak biasa, Nenehan memanggilku dengan nada khawatir.

Namun, aku hanya sibuk dan berjuang untuk menahan handleku agar tidak menyala.

Tunggu. Untuk Dewa Asmara, bisakah saklar handleku menunggu? Apa yang akan kulakukan jika itu benar-benar berdiri?

Jika handlenya menyala, air panas akan mulai keluar darinya, kemudian air pana akan memercik keluar dari kepala pancurannya.

Dengan kata lain, saklar handle shower ini adalah pusat komando perangkat showernya.

Jika handle ini dibiarkan saja melakukan apa yang dia ingkan, keinginan duniawiku akan mulai bergerak sekaligus.

Setelah itu mulai bergerak, itu tak akan berhenti!

Jika ini mulai lepas kendali, ini tak mungkin dikendalikan.

Dan setelah keinginan duniawi itu mengalir keluar dari selang, tak ada cara lain untuk menghentikannya.

–Aku tidak akan membiarkanmu, saklar handleku.

Aku tak akan membiarkan selang ini menjadi lebih panas lagi, aku juga tidak akan membiarkan showernya terbebas!

“Nee, Daiki! Apa kamu merasa sakit? Itu karena kamu sudah ada di kamar mandi selama ini, kan? Apa kamu merasa pusing? Tidak mungkin, sengatan panas?”

Nenehana dengan cemas menarik lenganku.

Aku tiba-tiba merasakan sesuatu yang lembut menyentuh tanganku.

–Da-dada Nenehana!?

Gaswat mang.

Keinginanku semua tercampurkan.

Jika airnya keluar, itu akan menjadi air panas.

Dengan kata lain, tak peduli seberapa aku mencoba untuk tetap tenang, aku tak bisa menghentikan nafsuku yang mengambil alih kontrolnya…

Aku tak bisa lagi memilih tentang caraku!

Aku menyiapkan diriku dan memberitahu situasiku pada Nenehana.

“Maaf!! Saklar shower handleku akan berdiri, jadi silakan duluan!”

“Saklar shower handlenya Daiki? Apa-apaan yang kamu katakan!? Apa kamu benar baik-baik saja!?”

(TN: Maaf, terjemahannya agak gimana…… gitu. Tapi kalo kalian ngerti, selamat. Tapi ingat harap di kontrol adik kecilnya)

Bukan hanya itu terlalu tidak langsung, tapi aku membuatnya lebih mengkhawatirkanku lagi.

Oh benar, bagaimana dengan ‘anak ku’, dan seorang anak nakal saat itu.

(TN: Oh, harap kendalikan jhony mu, oke)

“Jadi, kamu lihat, anakku yang bodoh… menaikkan kekuatannya…”

“Anakmu yang bodoh… menaikkan… kekuatannya?”

Lebih tepatnya, bahkan aku meragukan kata-kataku…

Aku tak bisa memberitahunya apa yang terjadi ‘dengan itu’ dan memutuskan untuk menggunakan peribahasa seperti anak yang bodoh saat itu…

Tapi yah, kau lihat, aku bertanya-tanya jika sesuatu dari sobatku bisa mengekpresikan mereka sendiri sepenuhnya kepada pacarnya dalam situasi seperti ini, khususnya sejak itu hanya saja baru berhubungan dalam 2 bulan.

…Tak peduli apa yang orang lain katakan, itu benar-benar mustahil untukku.

Tanpa berbalik, aku mulai menganalisa kondisi Nenehana.

Aku melihat Nenehana bergumam dan memikirkan ‘anak bodoh yang menaikkan kekuatannya… anak bodoh yang menaikkan kekuatannya…’

Dan mengeluarkan erangan kecil.

“Um… Selamat?”

Seperti yang diharapkan, semuanya melampaui kepalanya.

Yah, pastinya ini akan menjadi kesempatan yang menyenangkan jika anak bodoh ini setidaknya bisa mengeluarkan kekuatannya.

“… Maafkan aku, Daiki. Meskipun aku tidak benar-benar mengerti apa yang Daiki katakan, kuyakin kamu hanya Lelah dan merasa pusing. Aku akan berpakaian segera jadi kamu bisa pergi keruanganmu Daiki! Tunggu sebentar!”

Nenehana mulai pergi dengan tergesa-gesa, dan setelahnya, aku mendengar pintu tertutup.

(TN: Daiki, sebelum keluar tenangkanlah anak bodohmu itu) 

 

Komentar