I (30), Who Works for a Black Company and Died While Regretting My Gloomy Life, Started Over From High School! - Chapter 42

ReanS



Chapter 42 – Bisakah Kamu Menjadi Pria yang Cukup untuk Mendukung Putriku?

Mata Tokimune-san melebar keheranan.

Yah, itu bisa dimengerti mengapa dia terkejut.

Dengan bangga kukatakan kalau aku mencintai putrinya saat dibawah kehadiran dari intimidasi yang begitu kuat itu bukan sesuatu yang bisa anak SMA normal tahan.

(Baiklah… aku berhasil mengatakannya dengan benar…!)

Satu dari alasan mengapa aku tidak menyerah dari tekanan yang diberikan oleh presiden perusahaan besar, tentu saja, pengalaman mengerikanku sebagai budak perusahaan.

Bos dari perusahaanku bekerja selalu menahanku dan memberiku “pelajaran” dan “arahan”.

Tidak peduli bagaimana aku mengacau saat bekerja atau tidak, itu tergantung dari suasana hati mereka.

[Kau tidak kompeten, kau terlalu lambat, kau terlalu bodoh, mengapa kau bahkan hidup?]

[Jangan bertingkah seolah-olah itu sulit, kau sepotong sampah. Kau bahkan tidak punya banyak pekerjaan untuk dilakukan]

[Lulusan SMA? Bukankah itu tidak mungkin? Aku akan mati karena malu]

[Orang tua yang melahirkan sampah sepertimu juga sampah. Mereka harus bertanggung jawab untuk membuatmu dan menggantung diri mereka bersama]

Pelecehan verbal, menolak kepribadian, berbicara buruk tentang orang tua seseorang––

Kata-kata yang mereka ucapkan, dipenuhi dengan keburukan dari manusia, sudah cukup untuk mengiris hati seseorang dan mengotorinya dengan kotoran.

Hatiku selalu terasa seperti akan bernanah, sakit dan membusuk.

Jika “nasehat” mereka mewakili rawa sampah busuk, maka intimidasi Tokimune-san seperti memancarkan aliran sungai yang besar.

Airnya yang jernih dan bersih, meskipun itu membawa sebuah beban dan momentum yang akan menyapu dirimu pergi jika kau tidak berhati-hati.

(Dia tidak ingin menghinaku, bahkan tidak mencoba untuk merendahkanku. Dia tidak memberi konsep orang bawah yang ingin merasa senang dengan mengalahakan yang lemah dari diri mereka sendiri)

Itu benar, aku tidak perlu untuk takut hatiku akan membusuk di rawa-rawa kedengkian yang dikelilingi oleh bau busuk.

Tidak peduli seberapa kuatnya itu, kau hanya perlu untuk memegang teguh hatimu dan bertahan.

(Meskipun aku entah bagaimana bisa bertahan dari tekanan tingkat presiden, keringat dinginku masih belum berhenti sampai sekarang)

Itulah tepatnya mengapa aku memantapkan diri dengan tindakan rutinitasku.

Aku terbiasa menggunakannya ketiak berhadapan dengan tugas yang berat yang tidak ada jalan keluar, dan ketika aku siap untuk menderita cedera mental.

Aku memberitahu pikiran dan tubuhku, “Jangan diam! Teruskan!” itulah ritual yang memerintahkan diriku sendiri untuk melangkah maju.

Tentu saja, ini hanyalah bantuan psikologis sederhana, tapi setelah menggunakannya berulang kali selama 12 tahun, itu sudah menjadi bagian dari diriku, dan sekarang berfungsi sebagai tombol untuk mereset pikiranku dari kecemasan dan keraguan dan mengubahnya menjadi sikap agresif…

“Apakah aku mendengarnya dengan benar…? Apa kamu memberitahuku bahwa kamu memiliki perasaan romantis terhadap putriku?”

“Itu benar. Aku sangat menyukai Haruka-san”

“…!”

Jawabannya sendiri sederhana.

Jika ayahnya bertanya padamu dengan serius seperti ini, kau hanya perlu menjawabnya dengan perasaanmu yang sebenarnya.

Kau jangan ragu untuk mengatakannya.

Jika kau mencoba untuk mundur dan berbohong, itu bisa menjadi kelemahan dan intimidasi Tokimune-san akan melahapmu.

“…Sejujurnya, aku cukup terkejut. Ketika aku mendengar bahwa ‘teman’ dari Haruka, aku sadar kalau itu bukan siswa SMA biasa, tapi sekarang aku bisa melihatnya bahwa dua juga memiliki hati yang kuat”

Mungkin penilaiannya padaku meningkat tatapan Tokimune-san menjadi lebih tajam.

Di saat yang sama, tekanan dari intimidasinya meningkat yang membebani seluruh tubuhku.

(Guh, aku bahkan berkeringat lebih banyak sekarang…! Mengapa dia menjadi sangat serius tentang seorang anak SMA yang hanya datang ke rumahnya untuk mengunjungi putrinya? Jika dalam kehidupanku sebelumnya sebagai remaja, sarafku pasti sudah kelebihan beban)

“Tapi… sekarang kamu sudah mengatakannya begitu banyak… aku tidak bisa berhenti memperlakukanmu layaknya anak kecil lagi. Aku akan melanjutkan menanyakanmu pertanyaan sebagai pria yang datang untuk mengambil tangan dari putriku”

“Ya, lalu, bagaimana aku menjawabnya”

Perutku mulai bergejolak dari tekanan tambahan, tapi aku menahannya dan mempertahankan wajah tenangku.

Aku tidak akan melarikan diri dari pertanyaan yang diajukan oelh ayah seseorang yang kucintai.

“…Haruka adalah putri presiden jaringan dari toko buku nasional, cucu dari kepala keluarga Shijouin saat ini, dan putri dan kepala keluarga selanjutnya. Itu memiliki arti penting dalam klan Shijouin”

Kepala keluarga saat ini… mungkin “kakek” yang Shijouin-san sebutkan saat… festival budaya.

Dan Tokimune-san adalah seseorang yang membawa perushaan besarnya sendiri, Toko Buku Senshuuraku, ke dalam keluarga, yang sangat memperkaya finansial keluarga, dan menikahi putri dari kepala keluarga yang sekarang.

Memang, akan tepat baginya untuk menjadi kepala keluarga berikutnya.

“Haruka pada akhirnya akan mendapatkan ha katas perusahaan dan akan memiliki pengaruh yang kuat di keluarga. Dia akan terlibat dalam perselisihan politik dan memiliki musuh ditengah berbagai agendanya”

Tokimune-san menyiratkan kalau ini akan berbeda dari romansa riang siswa SMA biasa.

“Jika kamu menjadi pasangan dari gadis sepertinya, apa kamu memiliki keyakinan untuk mendukungnya di masa depan? Itulah arti dari ‘sangat menyukai’ Haruka, yang berada di posisi special”

Ini adalah pertanyaan yang membuatku pahit bagaimanapun aku menjawabnya.

Jika aku mengatakan aku memiliki keyakinan, aku akan dikritik karena kurangnya kesiapanku, dan jika kukatakan aku tidak memiliki keyakinan, aku akan ditanyai atas omongan besarku.

Lalu jawabanku adalah––

“Jika aku bisa berjalan disamping Haruka-san di masa depan, aku akan… melindunginya dari segala kesulitan… dan aku akan mendukungnya di apa yang dia ingin lakukan”

Ini mungkin terdengar klise, tapi aku mengatakan segalanya dengan 100% kesungguhan.

Aku ingin melindunginya dari kehancuran yang menimpanya di kehidupanku sebelumnya, serta semua kesulitan yang mungkin akan dihadapinya di masa depan, dan yang terpenting, untuk melindungi senyumannya.

Itulah tepanya apa yang ingin kukerjakan.

“Kamu bisa bicara semua yang kamu mau! Tapi bagaimana kamuy akin kalau kamu bisa menjadi pria seperti itu ketika kamu menjadi dewasa!?”

“Yah, izinkan aku menjelaskannya. Aku akan memberitahumu rencana masa depanku untuk menjadi pria seperti itu”

“…Apa?”

Aku meminjam pulpen dan buku catatan dari meja dan memperlihatkan isinya kepada Tokimune-san, yang tampaknya sedikit terkejut.

“Pertama-tama… ini adalah skor diviasiku sekarang. Ini dari tahun keduaku di SMA, tapi rencanaku untuk menggapai kira-kira di angka ini di tahun ketigaku. Aku percaya bahwa Tokimune-san, yang memuji cara belajarku dan terbukti bahwa aku mendapat tempat pertama di ujian akhir, akan percaya kata-kata itu sampai batas tertentu”

“Hmmm… yah, kurasa kamu adalah seorang pekerja keras”

“Dan berdasarkan skor deviasi itu, ada beberapa kandidat dari universitas yang bisa menjadi tujuanku”

Dan kemudian aku membuat daftar semua universitas tingkat tinggi yang mungkin bisa menjadi tujuanku”

Bukan hanya itu, tapi juga kualifikasi seperti apa yang bisa kudapat selama studiku.

“Inggirs, pembukuan, MOS, dll. Adalah dasarnya, dan tergantung dari perusahaan yang kamu inginkan untuk bekerja, sertifikasi FP dan TTC juga adalah kandidatnya. Dan––“

Apa yang kucoba tunjukkan adalah rute masa depanku.

Unversitas seperti apa dan departemen seperti apa yang bisa kumasuki?

Pekerjaan seperti apa yang bisa kudapatkan dari departemen itu?

Kualifikasi seperti apa yang kubutuhkan untuk itu?

Rute potensial ditulis di secarik kertas seperti pohon bercabang dengan penjelasannya.

“Dan jika kamu melacak rencana ini kebelakang, kamu bisa melihat rute yang harus diambil, cotohnya, untuk masuk ke Perusahaan A, kamu harus memasuki Universitas K, mendapatkan gelar sarjanamu disini, dan kulaifikasimu disini… aku sekarang sedang memproses untuk memilih rute terbaik”

Aku ingin memutuskannya saat waktu aku lulus, tapi tergatung dari apakah aku bisa bersama Shijoun-san, jadi masih belum diputuskan.

“Pada akhirnya, terlalu banyak kandidat, seperti Perusahaan S, Perusahaan R, Perusahaan T… tapi itu mungkin dimana aku akan berakhir”

“…”

Setelah aku selesai dengan presentasiku, Tokimune-san terdiam beberapa saat dengan ekspresi tak terlukiskan di wajahnya.

Dia tampaknya sedikit terkejut.

“Ah… yah, kamu tampaknya melakukan beberapa penelitian… Apa kamu selalu memikirkan hal-hal ini?”

“Ya, aku tidak ingin gagal dalam kehidupan”

Jika kamu bertanya padaku jika aku selalu memikirkan dan menelitinya, kau benar.

Lagi pula, kebanyakan penyesalanku di kehidupanku sebelumnya disebabkan oleh pekerjaanku untuk perusahaan kulit hitam sialan itu.

Wajar jika aku melakukan beberapa perencanaan awal yang serius tentang bagaimana memastikan aku tidak membuat kesalahan yang sama lagi.

“Jadi, kurasa… kamu hanya mengincar perusahaan terbaik”

“Ya, tapi hal yang terpenting untukku itu apakah perususahaan itu perusahaan kulit putih atau bukan. Aku ingin sebuah tempat dimana para karyawannya sehat secara jasmani dan rohani, dimana gajinya memadai, dan dimana aku bisa hidup seperti manusia”

Itulah poin dimana kau tidak bisa berkompromi dalam hidup ini.

Perusahaan kulit putih.

Perusahaan kulit putih, dunia mimpi dimana kau tidak dilecehkan, kau tidak akan terlalu banyak bekerja sampai tubuhmu hancur, kau mendapatkan waktu istirahat, kau tidak peru kerja lembur, dan kau mendapatkan bonus.

Jika aku bisa kesana, aku bisa menjadi bahagia di kehidupan keduaku.

“Juga, aku percaya jika aku bisa mendapatkan pekerjaan seperti di perushaan bergengsi dan mendapatkan pengalaman, bahkan jika aku tidak jenius sepertimu, aku bisa belajar dengan cukup untuk mengerti bagaiman perusahaan bekerja dan prinsip dari keluarga terkemuka untuk mendukung Haruka-san”

Aku memberitahunya kalau aku hanyalah seorang pria biasa, tapi aku bisa menjadi pria yang bisa mendukung seseorang seperti Haruka.

“Itulah rencana yang kupunya untuk masa depanku, untuk menjadi seorang yang sepenuhnya dewasa. Apakah ini tidak cukup untuk jawaban dari siswa SMA sekarang?”

Menatap langsung ke mata Tokimune-san, aku bertanya apakah itu bagus atau tidak.

 

Prev || Index || Next

Komentar