I (30), Who Works for a Black Company and Died While Regretting My Gloomy Life, Started Over From High School! - Chapter 41

ReanS



Chapter 41 – Tekanan Wawancara, Dimulai

Bagaimana ini bisa terjadi?

Itulah satu-satunya yang kupikirkan yang terlintas di benakku sekarang.

Saat ini aku sedang ada diruang belajar keluarga Shijouin, berhadapan dengan ayah Shijouin-san, Tokimune-san, di sisi lain meja.

(Sial… perutku mulai terasa mules…! Penyiksaan macam apa ini, untuk menghadap ayahnya yang melihatku seperti hama?)

“Niihama-kun, bukan? Maafkan orang tua ini yang memanggilmu saat kamu seharusnya sedang bersantai”

“Tidak, tidak…”

Ekspresi tenangnya dan nada suaranya menakutiku.

“Pertama-tama, izinkan aku memperkenalkan diri. Aku Shijouin Tokimune, ayah Haruka. Seperti yang kamu tau, aku adalah Presiden dari Toko Buku Senshuuraku”

“Aku Niihama Shinichirou, teman sekelas Haruka. Dari yang kutahu tentang Tokimune-san bahkan sebelum aku bertemu anda hari ini… anda adalah seperti orang terkenal yang membangun jaringan toko buku dalam satu generasi…”

“Oh, begitu. Aku tersanjung kalau seorang anak muda sepertimu mengenalku. Jadi, inilah ceritaku…”

Aku menelan ludahku.

Aku takut… aku tidak ingin berada disini sedetik lebih lama…

“Sebagai seorang ayah, aku ingin mengucapkan terima kasih terlebih dahulu”

“Eh…?”

“Peningkatan nilai Haruka sangat menakjubkan dan itu jelas karena dia diajarkan olemu. Itu sangat sulit untuk mencapai hasil seperti itu, dan sebagai orang tua, aku hanya bisa berterima kasih untuk kebaikan dan dukunganmu”

“Tidak, tidak… itu bukan masalah besar…”

Yang mengejutkanku, Tokimune-san dengan tulus mengucapkan terima kasih padaku.

Sepertinya dia sangat berterima kasih padaku karena mengajari Shijouin-san.

“Kamu tidak mengabaikan studimu sendiri dan berhasil mencapai tempat pertama, dan kamu… seorang pekerja keras. Di usiamu, bisasanya kamu ingin bermain-main, tapi kamu masih memilih untuk melakukan yang terbaik”

“Tidak, aku dari keluarga ibu tunggal… dan aku orang yang khawatiran, jadi kalau aku tidak melakukan apa yang bisa kulakukan, aku merasa cemas akan masa depanku”

“Itu aspirasi yang bagus. Itu penting untuk memiliki ketakutan yang benar seperti itu”

Tokimune-san secara mengejutkan memujiku.

Kupikir dia akan sangat blak-blakan denganku… apakah ini kekeliruan?

“Itu saja”

“––!?”

Dan kemudian, suasananya benar-benar berubah.

Seorang pria dengan tampilan yang cerdas dan tenang di wajahnya memakai aura yang menguasai orang lain.

Ilustrasi disini hanya perkiraan dari admin, jika menurut kalian salah penempatan bisa di tulis di komentar.

(Perasaan seperti ini…! Sudah lama sekali sejak aku pernah merasakannya…!)

Aku pernah melihat intimidasi seperti ini dari orang-orang yang berkuasa beberapa kali di hari-hariku sebagai budak perusahaan.

Tekanan seperti ini dikeluarkan oleh CEO dari perusahaan besar dan politisi besar.

Mereka yang telah menghabiskan hidupnya dengan bertarung di dunia politik dan bisnis memiliki intensitas yang sama dengan seorang panglima perang, dan mereka bisa merebut hati dari orang-orang biasa hanya dengan menatap mereka.

“Kamu hanya teman Haruka, bukan?”

“Itu…”

“Kamu tidak memiliki motif tersembunyi pada anakku, kan? Kamu hanya membantunya secara tulus dan tidak memiliki perasaan romantis untuknya… benar kan?”

Tokimune-san menatap langsung pada mataku.

(Apa yang dia katakan itu hanyalah kalimat dari seorang ayah yang overprotektif, tapi dari tatapan dan suaranya… aku tidak bisa berhenti berkeringat!)

Ketika ini datang ke negosiasi dan interview, kontak mata itu faktor yang sangat penting.

Lagipula, mata mempertlihatkan segalanya.

Rasa sakit yang dialami seseorang, penyesalan mereka yang taka da habisnya, keberanian yang mereka dapatkan setelah melalui berbagai kesulitan, dan dominasi tak tertandingi yang tidak bisa ditandingi oleh siapa pun.

Tindakkan kontak mata mirip dengan mengukur akumulasi kekuatan satu sama lain sebagai seorang manusia – dan tentu saja, yang lemahlah yang akan termakan.

(Janggan sampai tertelan oleh ini…!)

Aku memiliki keinginan untuk berpaling sekarang, tapi jika kulakukan, semuanya akan berakhir saat itu.

Setelah kau mengalihkan pandanganmu itu berarti kau mengakui kekalahanmu, dan setelah itu, tidak ada lagi pertarungan untuk diperjuangakan… kau tidak akan menjadi apa-apa selain… seseorang yang ketakutan oleh perkataan orang lain.

“Bagaimana? Jawab pertanyaanku, Niihama-kun”

Kamu bisa berbohong kalau kamu mau untuk membuat dirimu nyaman.

Jika harus kukatakan kalau aku punya maksud tersembunyi untuk putrinya, Tokimune-san akan langsung menghentikan intimidasinya dan bahkan mungkin akan tersenyum.

(Aku tidak bisa melakukannya…! Aku lebih baik mati dari pada berbohong disini!)

Tidak peduli meskipun Tokimune-san orang yang overprotektif dan penyayang, dia serius sebagai orang tua ketika itu menyangkut putrinya.

Dia mencoba mendapatkanku untuk memperlihatkan kepadanya niatku yang sebenarnya.

(Tidak ada kebohongan dan memuat solusi darurat! Aku harus mengenainya kembali dengan 100% perasaanku yang sebenarnya…!)

Tubuhku masih kaku.

Seluruh tubuhku gemetar karena intimidasi dari seorang yang luar biasa yang hidup di dunia bisnis.

Keringat mengalir keluar dari tubuhku, dan perutku melilit dengan rasa sakit.

Tapi–––

Hanya itu saja.

Jika itu hanya sulit dan menyakitkan, aku bisa menahannya.

Aku meremas kedua ibu jari kiri dan kananku erat-erat dengan dengan empat jariku yang tersisa seolah-olah mencoba menghancurkannya.

Ini sudah menjadi ritualku sejak aku menjadi budak perusahaan.

Ketika aku dihadapkan dengan banyaknya pekerjaan dengan tenggat waktu yang akan datang, sebuah negosiasi dimana aku tidak bisa membuat kelonggaran apapun atau pelanggan dengan permintaan yang tidak masuk akal.

Itu adalah tombol yang kugunakan untuk menghidupkan diri ketika aku dihadapkan dengan proyek yang tidak bisa ku undur, apapun yang terjadi.

 

※※※※※

 

POV Tokimune

Namaku Shijouin Tokimune.

Di ruang belajarku, aku menghadapi seorang anak bernama Niihama dan bertanya padanya sebuah pertanyaan, “Apa yang kamu pikirkan tentang putriku?”

(Sekarang, beritau aku, Niihama-kun)

Dia adalah “teman” Haruka undang, tapi itu jelas kalau dia adalah seekor srigala kelaparan yang menjilatkan lidahnya pada putriku.

(Kau bajingan kurang ajar…)

Aku menghargai fakta kalau kau mengajari putriku dan aku sangat menghargai hasil dari dukunganmu.

Tapi ini dan itu beda cerita.

(Dia adalah malaikat yang menarik perhatian pria, tapi di waktu yang sama, dia sangat naif dan polos. Aku harus melindunginya dari anak laki-laki sepenuhnya jadi dia tidak menjadi mangasa dari hama)

Dihadapanku, yang mengeluarkan perasaan intimidasi yang sangat kuat sebagai seorang presiden, anak laki-laki itu, Niihama-kun, berkeringat diseluruh tubuhnyam dan kelima indranya telah didominasi oleh tekanan.

Tentu saja.

Aku mengenainya dengan kekuatan tebal yang telah kulatih sebagai presiden perusahaan.

Aku menahan diri di beberapa tingkat, tapi tekanannya cukup untuk membuat bahkan pebisnis kuat yang biasa bernegosiasi basah kuyup di celananya dengan keringat dingin.

Itu bukan sesuatu yang bisa anak SMA tahan.

(Sekarang, biarkan kudengar jawabanmu. Mereka yang tidak bisa menahan tekanan ini dan mengatakan mereka tidak memiliki kualifikasi untuk mendekati Haruka)

Lagipula, itu tidak mungkin.

Menyakitkan, bukan? Langsung saja dan angkat bendera putih.

Dan sadari bahwa perasaanmu hanya sebanyak ini.

(…?)

Mengapa kau meremas jarimu…?

(Apakah itu… mungkin sebuah rutinitas?)

Rutinitas adalah kumpulan dari tindakan yang menunjukkanmu ketika kau berkonsentrasi dan mengalihkan pikiranmu.

Itu adalah jenis kontrol mental yang sangat sederhana, tapi banyak atlet top dan pengusaha terkemuka telah melakukannya.

(Apa ini? Suasana Niihama-kun…)

Niihama-kun, yang seharusnya kehilangan jawabannya, yang mendapatkan tatapanku tanpa ragu.

Atrofi di wajahnya terhapus dan segera digantikan dengan tatapan yang penuh tekad.

“Aku akan menjawab pertanyaanmu, Tokimune-san”

Niihama-kun membuka mulutnya tanpa keraguan.

Kata-kata yang diucapkannya memiliki kekuatan tertentu.

“Aku menyukai putrimu, Haruka-san, dan aku bangga untuk mengatakan kalau perasaan ini tidak ada bandingannya”

(Apa…!?)

Dia menjawabnya.

Di hadapan Shijouin Tokimune, seorang presiden perusahaan besar dan kepala keluarga Shijouin berikutnya, mengatakan padaku bahwa dia menyukai putriku.

Di suasana yang mengintimidasi ini…!

(Itu konyol…! Seorang siswa SMA tidak menyerah pada intimidasiku dan langsung membalasku dengan kata-katanya)

Beberapa orang tidak menyadari ketegangan.

Jika itu masalahnya, tidak ada intimidasi dari siapapun yang akan mempengaruhinya.

(Tapi itu tidak terjadi dengan… anak ini, intimidasinya tadi bekerja. Tekanannya sangat berat sehingga menciutkan nyalimu, dan namun dia menahannya secara langsung!)

Kemudian itu mengejutkanku.

Aku tiba-tiba menyadari apa yang tersembunyi dibalik matanya.

Ada pepatah yang mengatakan kalau mata berbicara lebih keras daripada kata-kata, dan aku percaya kalau emosi pada saat itu dan latar belakang mental seseorang bisa dilihat dari mata mereka.

Aku merasa bahwa aku melihat kesedihan yang mendalam dan kesengsaraan di matanya.

Banyak luka yang terukir dalam dan hati yang diperkuat oleh rasa sakit itu.

(Apa-apaan ini…? Mengapa aku merasakan sesuatu seperti ini dari seorang siswa SMA yang bahkan belum hidup kebih dari 20 tahun)

Diluar, dia terlihat seperti seorang anak biasa.

Tapi kenyataannya, dia menghadapiku dengan cara yang tidak mundur selangkah dariku.

(Apa-apaan anak ini…?)

 

Prev || Index || Next

Komentar