Kasus Tentang Kakak Beradik yang Menjadi Sangat Terobsesi Denganku Setelah Aku Menyelamatkan Mereka - Chapter 02

ReanS


 

Chapter 02 – Lepaskan Helm Labunya dan Kamu Hanyalah Warga Sipil

 

Ini adalah hari setelah aku berhasil menyelamatkan Shijo Bersaudari dan ibunya.

Jika pencuri menerobos masuk dan polisi dipanggil, ceritanya akan menyebar meskipun mereka ingin atau tidak.

“Kudengar itu dekat dengan rumahmu”

“Apa kau baik-baik saja?”

Aku terkekeh, “Aku baik-baik saja, itulah mengapa aku disini sehat walafiat”

Setelah aku sampai di sekolah, aku dikelilingi oleh teman kelompokku.

Aku sangat senang bahwa mereka serius mengkhawatirkanku, meskipun aku selalu bersikap bodoh di hadapan mereka.

“Aku juga terkejut, tapi hal baiknya adalah Shinjo-san dan keluarganya aman. Mari kita syukuri tentang itu”

Teman-temanku menertawakan itu juga.

“…Haah”

Aku menghela napas kecil jadi teman-temanku tidak menyadarinya.

Itu sungguh kemarin adalah seperti badai peristiwa yang mengamuk.

Mengenai apay yang terjadi setelah itu, sip ria ditangkap ditempat dan keluarga Shijo aman.

Polisi datang secepat saat aku mendengar sirine mobil polisi, meskipun mereka terkejut ketika mereka melihat helm labu yang kukenakan.

“Apa yang terjadi…?”

Yah, aku juga pasti akan tenggelam dalam pikiran jika aku diposisi mereka.

Maksudku, melihat seorang pria yang adalah pencuri ditahan oleh seorang yang memakai labu… itu bukan situasi memalukan, tapi itu adalah suatu peristiwa yang tidak kau harapkan untuk dilihat dalam sandiwara.

Si pencuri memiliki histori penahanan dan banyak komplain di masa lalu, dan diketahui bahwa dia juga sudah merampok rumah yang lain, jadi dia ditahan tanpa ada masalah…

Meskipun aku, si kepala labu dicurigai, yang juga dijadikan tersangka pada awalnya, kakak beradik Shinjo dan ibunya membelaku dengan penuh semangat, dan menjelaskan kepada polisi detail tentang apa yang terjadi.

“Pria ini adalah dermawan kami! Dia bukan orang yang mencurigakan!”

Kudengar petugas polisi berkata, “Tidak, tapi dia memakai helm labu”, dan aku meminta maaf tentang itu.

Insiden itu berkahir tanpa pertanyaan lebih lanjut, yang dipicu oleh kehadiranku.

“Siapa namamu…”

“Siapa kamu…?”

“Aku ingin melihat wajahmu…”

Ketiganya tampak seperti mereka melihat kehadiran pendukung saat itu.

Kedua kakak beradik dan ibunya menggapaiku seperti mereka tidak ingin membiarkanku pergi, tapi aku mundur dan meninggalkan mereka.

…Yah, apa yang bisa kukatakan, itu terlalu banyak bagiku untuk menerima perasaan yang disampaikan oleh mata itu.

“Tapi mereka berdua tampaknya pergi ke sekolah hari ini, mereka benar-benar kuat”

Itu benar.

Kudengar bahwa kakak beradik itu tetap pergi ke sekolah seperti biasa setelah semua yang terjadi.

Mereka disambut dengan hangat oleh teman sekelas mereka.

“Yah, kupikir itu bukan masalahku lagi”

Aku tidak bermaksud terdengar seperti pahlawan, tapi aku tidak ingin para wanita itu menyadari hutangnya padaku, dan aku tidak ingin menanyakan apapun sebagai imbalan.

Aku bisa menyelamatkannya, dan fakta itu sudah cukup berarti bagiku.

“Lalu, ayo kita makan siang!”

“Oyo”

“Aiyo”

Saat ini adalah waktu makan siang dan aku pergi ke kafetaria dengan teman-temanku.

Ayahku meninggal lebih awal, dan kemudian ibuku juga meninggal karena penyakitnya saat aku berada di SMP.

Jadi, daripada memiliki bento, aku biasanya pergi makan siang di kafetaria.

“Itadakimasu”

Aku menyatukan kedua tanganku di depan set makanan babi panggang jahe.

Lalu, saat aku akan mengambil hidangan utama, daging babi, kedalam mulutku, kafetaria mulai menjadi bising.

“Oh, sepertinya sang putri disini”

“Populer seperti yang biasa kulihat”

Mendengar perkataan mereka, aku mengalihkan perhatianku ke pintu masuk dan melihat Shinjo bersaudari sampai dengan teman-temannya.

Kecantikan yang luar biasa dan hanya dengan gayanya saja sudah menarik banyak perhatian.

Maksudku, itu jarang bagi mereka berdua untuk datang ke kafetaria.

Yah, ini adalah hari setelah apa yang terjadi, jadi mungkin itu sulit untuk menyiapkan bento mereka?

“Mereka seperti Takane-no-Hana yang pria seperti kita tidak bisa mendekatinya”

“Itu benar, ayo nikmati saja dengan melihat dari jauh”

Tentu saja.

Tapi sekali lagi, kupikir mereka benar-benar cantik.

Pertama sang kakak, Arisa, dengan rambut panjang berwarna kuning muda yang diikat kesamping dan tatapan dinginnya yang dideskripsikan sebagai kecantikan yang keren.

Dia sepertinya jarang terlihat tersenyum, dan jika kau melihatnya tersenyum, kau beruntung.

Dan sang adik, Aina, dikatakan memiliki kepribadian yang ceria yang cerah daripada kakakknya.

Tidak seperti Arisa, rambut coklat terang yang dimiliki Aina jatuh melewati bahunya, dan dia sangat ekspresif dan selalu tersenyum.

Kesamaan yang dimiliki mereka adalah kekerasan mereka.

“Haruskah kita disini saja?”

“Aku setuju”

Oya, para gadis duduk berdekatan saat aku berpikir tentang mereka.

Kedua gadis itu begitu mempesona, karena kedua sahabatnya menggeserkan nampan mereka dan menjauhkan diri dari mereka.

“……?”

Ketika aku menatapnya seperti itu, mataku bertemu dengan dengan sang adik, Aina.

Bagaimanapun, dia langsung dengan cepat memalingkan pandangannya seperti dia tidak tertarik padaku, dengan kata lain bahwa aku hanyalah orang lain yang tidak menarik perhatiannya sama sekali.

Tidak seperti kakaknya yang memiliki mata blue sapphire, sang adik seperti crimson rubies… benar-benar kontras dalam keindahan dalam banyak hal.

“Tapi apa kalian yakin kalian baik-baik saja? Mungkin kalian harus istirahat setidaknya sehari”

“Aku tidak memiliki sesuatu untuk dikhawatirkan. Aku lebih baik daripada yang terlihat. Itu semua berkat pria itu yang menyelamatkan kami”

“Aku tau, dia seharusnya setidaknya mengatakan namanya… itu akan jadi benar-benar bagus”

Aku membuat suara dentangan, tapi syukurlah hanya teman-temanku yang menyadarinya.

Tapi apa yang terjadi kemarin akan menimbulkan rasa takut bagi para gadis.

Tapi jika mereka cukup baik hingga bisa tersenyum dan berbicara dengan teman-temannya seperti itu, sepertinya tak ada yang perlu dikhawatirkan.

“Hei, kita seharusnya tidak mendengarkan, bukan?”

“Sepertinya begitu. Ayo kita makan saja”

Aku setuju dengan sepenuh hati pernyataan itu.

Aku memakan makan siangku dengan teman-temanku dalam diam dan dengan cepat meninggalkan tempat itu.

 

※※※※※

 

“Ohh, aku benar-benar gugup”

“Sungguh. Tapi tetap cantik, mereka berdua, mereka benar-benar menawan”

Aku merasa mereka bukan hanya cantik, tapi juga penuh dengan sesuatu yang menarik perhatian orang lain.

Tidak banyak orang yang bisa menarik orang lain seperti itu.

Yah… aku mendengar banyak rumor kalau si kakak membenci pria.

“Yah, apa yang Hayato beli untuk kostumnya?”

“Apa itu lightsaber dan helm labu?”

“Ahh”

“…Itu tidak terlalu artistic, kau tau”

“Diamlah”

Aku tidak mampu untuk membeli kostum yang bagus, karena aku tidak terlalu mempunyai banyak uang…

Yah, mereka mengirimiku cukup banyak uang, tapi aku tidak ingin menghabiskannya untuk sesuatu seperti ini.

Aku berbicara tentang itu selama aku pergi ke kamar mandi untuk melakukan keperluanku di persiapan untuk kelas siangku.

“…??”

Tiba-tiba kupikir aku merasakan tatapan dibelakangku dan berbalik, tapi aku tidak melihat seorang pun disana.

“…Mungkin hanya imajinasiku?”

“Hayato?”

“Ada apa?”

“Tak apa…”

Teman-temanku memanggilku dan aku dengan cepat menyusul mereka.

 

※※※※※

 

POV Sang Kakak (Arisa)

“Tak biasa bagimu untuk pergi ke toilet ketika kamu sedang makan”

“Fufu, maaf Nee-san. Perutku sedikit…”

“…Aku sedang makan jadi jangan jelaskan itu… untungnya hanya aku yang mendengarkannya, mungkin”

“Maaf~

Si adik kembali, tampak sama sekali tak tersinggung, dan meminta maaf.

Ini agak kurang senonoh saat makan, tapi cukup lucu untuk berpikir memiliki hati yang ringan ini sebagai pesona adikku.

Aku berpikir tentang kemarin.

Aku tidak bisa berhenti memikirkan tentang kenyataan bahwa kami hampir saja dibawah belaskasihan perampok, dan seorang pria memakai helm labu menyelamatkan kami.

“…Haah”

Ketika aku memikirkan orang itu, hatiku terasa sedih.

Aku ingin tau wajahnya, aku ingin tau Namanya, tapi setelah dia menjawab pertanyaan dari polisi dia menghilang tanpa memberitahu kami apapun.

Aku, adikku, dan ibuku ingin mengucapkan terima kasih… tapi dia bilang itu tidak perlu dan menghilang.

“…Haah”

Dan sepertinya itu sama berlaku bagi adikku yang disebelahku.

Aku ingin orang itu yang menyelematkan kami, kebaikannya yang tangannya memegang pundakku dan menghiburku, mencurahkannya kedalam diriku semua perasaan yang bisa dia arahkan padaku.

Dia berbeda dari kebanyakan pria yang pernah kutemui, dia adalah satu-satunya yang ingin kucintai.

“Apa kamu jatuh cinta kepada orang yang menyelamatkanmu?”

Aku menggelengkan kepala saat temanku bertanya.

Jatuh cinta… mungkin agak salaah, tapi aku tidak ingin hubungan yang seperti itu dengan orang itu.

Jika sesuatu aku… mungkin menginginkan hubungan.

Kupikir aku menginginkan eksistensiku untuk selamanya terikat dengan orang itu.

“…Budak, adalah yang kuinginkan”

Ya, aku ingin diperbudak oleh jiwa pria itu.

 

Prev || ToC || Next

Komentar